Kelompok esktrimis ISIS mengeluarkan
larangan bagi umat Kristen untuk meninggalkan Raqqa. Motif di balik larangan itu
pun akhirnya terungkap. ISIS ingin menjadikan umat Kristen sebagai perisai manusia
bagi kota yang dijadikan sebagai ibukota de facto kelompok ekstrimis itu.
Dikutip dari laman Breitbart News, Jumat (1/4/2016), umat Kristen yang tersisa di Raqqa dilarang meninggalkan kota Raqqa dalam kondisi apapun. Pasalnya, pasukan pemerintah Suriah yang setia kepada Presiden Bashar al-Assad dan sekutunya tengah bergerak menuju kota itu.
Sebuah laporan menyatakan, ISIS berencana akan menjadikan umat Kristen yang tersisa di Raqqa sebagai sandera. Mereka akan dijadikan sasaran tembak bagi senjata artileri musuh yang ingin menyerang kota tersebut.
Kelompok aktivis Raqqa melalui media social melaporkan, ada 42 keluarga Kristen yang tersisa di Raqqa, masing-masing terdiri dari dua sampai tiga anggota. Sebelumnya kedatangan ISIS, jumlah keluarga Kristen di kota itu mencapai 1.500 keluarga.
Sebelumnya, ISIS mengalami kekalahan yang sangat telak dari pasukan pemerintah Suriah dan terusir dari kota Palmyra. Jatuhnya Palmyra membuka jalan menuju Raqqa dan wilayah lain yang dikuasai ISIS, Deir al-Zor.
Setelah menguasai Raqqa, sumber militer Suriah melaporkan
beberapa pemimpin dan anggota eksekutif ISIS tewas selama serangan udara Suriah di
Raqqa, timur laut Suriah, pada Sabtu (19/03).
Fawaz Muhammad al-Muhsin al-Kurdi (yang juga dikenal
sebagai Abu Ali al-Shar’ei) tewas ketika jet tempur Angkatan Udara Suriah membom
persembunyian ISIS di kabupaten Firdows, Raqqa, sumber militer mengatakan kepada
kantor berita SANA.
Sumber militer juga mengatakan puluhan teroris melarikan
diri dari medan perang Palmyra menuju benteng ISIS di Raqqa, setelah pasukan Suriah
bersama pasukan popular terus menghancurkan teroris di bagian Timur Provinsi
Homs.
Kabar tentang kematian pemimpin ISIS dirilis setelah
tentara Suriah dan pasukan popular membuat kemajuan signifikan di timur lautSuriah.
http://arrahmahnews.com
0 komentar:
Posting Komentar