PANDAWA 5 |
Wayang adalah
kebudayaan asal jawa yang diminati oleh masyarakat. Dan pada zaman walisongo
(Sunan Kalijaga), wayang juga digunakan sebagai media untuk dakwah yaitu dengan
cara memasukan ajaran-ajaran maupun
nilai-nilai Islam seperti aqidah, akhlak, dan ritual-ritual peribadatan dalam
Islam ke dalam cerita. Dan dalam artikel ini kami akan menjelaskan
beberapa tokoh wayang yang melambangkan 5 rukun islam dan merupakan tokoh
pandawa yaitu :
1. Yudistira (Darmakusuma), melambangkan kalimat syahadat
Yudhistira |
وَمَنْ يَبْتَغِ
غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ
الْخَاسِرِينَ
Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, maka tidak akan diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk
orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran: 85)”.
يَمُنُّونَ
عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ
يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ
Artinya :
”Mereka merasa telah berjasa kepadamu (Muhammad) dengan keislaman mereka.
Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah berjasa kepadaku dengan keislamanmu.
Sebaliknya, Allahlah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan memberi petunjuk
untuk kamu kepada keimanan.” (QS. Al-Hujurat: 17).
2. Bima ( Werkudoro ), melambangkan sholat 5 waktu
Werkudara |
Bima dikenal juga dengan nama
Werkudoro. Bima atau Werkudoro bertubuh tinggi besar seperti raksasa, Selalu
mengenakan gelang supit urang dengan wajah Nampak garang akan tetapi
selalu menunduk seperti orang yang sedang melaksanakan Sholat. Bila sedang
melakukan sesuatu tidak bisa diganggu sampai apa yang sedang dilakukannya itu
selesai. Hal ini menggambarkan jika sedang melakukan ibadah sholat tidak bisa
diganggu gugat. Bima adalah kesatriya pandawa yang paling berani dan
gagah perkasa dengan aji kesaktiannya yang terdapat di lengannya yaitu, Aji
Pancanaka yang berarti Lima kekuatan yang
selalu dipegangnya dengan kuat. Ini merupakan symbol atau lambang bahwa apabila
Sholat lima waktu dilaksanakan dengan baik penuh keyakinan dan ketekunan yang
mendalam akan memiliki kekuatan yang besar yang mampu mengalahkan segala
tantangan baik secara badaniah maupun rohaniah. Shalat lima waktu dipersonifikasikan dalam tokoh
Bima. Dalam kisah pewayangan tokoh tersebut dikenal juga sebagai Penegak
Pandawa. Ia hanya dapat berdiri saja, karena memang tidak dapat duduk. Tidur
dan merempun konon berdiri pula. Demikian pula shalat lima waktu selamanya
harus ditegakkan. Baginya terpikul tugas penegak agama Islam dan jangan lupa
sholat adalah tiang agama. Nabi Muhammad Ṣala Allāh Alayhi wa al Salām pernah
bersabda: “Shalat lima waktu adalah penegak(tiang) agama Islam. Siapa-siapa
yang menjalankannya berarti menegakan Islam”.
رَأْسُ
الأَمْرِ الإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ
Artinya : Puncak urusan adalah Islam, tiangnya adalah
Sholat dan puncak ketinggiannya adalah jihad (HR. Tirmidzi, dan selainnya,
dikatakan hasan shahih oleh Imam Tirmidzi).
3. Arjuna (Janaka), melambangkan zakat
Arjuna |
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا
الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ
الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Artinya : Jika mereka bertaubat, mendirikan
sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu
seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui. (At Taubah 11)
Dalam hal ini
menjelaskan bahwa sholat dan zakat selalu berhubungan karena hidup itu harus
seimbang antara hubungan kepada Alloh (sholat) dam hubungan kepada manusia(zakat).
Sebagian ulama juga menyatakan, bergandengannya kewajiban zakat dan perintah sholat dalam al-Quran menyiratkan bahwa semestinya Allah tidak akan menerima salah satu, dari sholat atau zakat, tanpa kehadiran yang lain.
Sebagian ulama juga menyatakan, bergandengannya kewajiban zakat dan perintah sholat dalam al-Quran menyiratkan bahwa semestinya Allah tidak akan menerima salah satu, dari sholat atau zakat, tanpa kehadiran yang lain.
4 dan 5. Nakula dan Sadewa, melambangkan puasa, dan pergi
haji
Nakula dan Sadewa |
Nakula dan Sadewa adalah kesatriya
Pandawa yang sangat rajin dan giat bekerja. Selain itu penampilannya perlente,
rapih dan berpakaian bagus dan bersifat dermawan. Ini menggambarkan seperti
orang yang mengeluarkan Zakat, puasa ramadhan dan pergi
Haji. Mereka orang-orang yang berzakat dan berhaji adalah
orang-orang yang mampu dan kaya baik hartanya maupun jiwa batiniahnya.
Puasa Ramadhan dan Haji, dipersonifikasikan dalam tokoh kembar Nakula-Sadewa,
karena Kedua tokoh ini tampil pada saat-saat tertentu saja. Demikian pula
dengan puasa Ramadhan dan Haji tidak setiap hari dikerjakan. Bulan Ramadhan
untuk puasa dan bulan Zulhijah, sekali dalam setahun untuk melakukan ibadah
Haji. Pandawa bukanlah Pandawa tanpa si kembar Nakula dan Sadewa. Memanglah
demikian, Puasa Ramadhan dan Haji lahir pada bulan tertentu, tidak demikian
halnya dengan 3 rukun Islam sebelumnya, yang dilakukan setiap saat tiap hari.
فَمَنْ
شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Artinya : ‘Barangsiapa di antara kamu hadir di bulan
(Ramadhan) itu, wajib baginya puasa‘ (QS. Al Baqarah: 185)”[7].
Dan bulan dzulhijjah yang memiliki
arti dzul(pemilik), dan hijjah (haji), dimana pada bulan ini dilakukan ibadah
haji bagi seluruh muslim. Dan orang arab menamai bulan dzulhijjah karena mereka, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji
di bulan ini.
Semoga dengan artikel ini kita bisa mengambil hikmah dari
tokoh wayang dalam islam diatas yang merupakan tokoh yang baik dan melambangkan
rukun islam, dan kita harus bangga dan senantiasa bersyukur dengan segala
nikmat yang Alloh berikan kepada kita semua khususnya nikmat islam, dan budaya Indonesia
yang sangatlah banyak, dan semoga kita selalu istiqomah dalam menjalan
kannya, pondasi wajib bagi orang-orang beriman dan merupakan dasar dari kehidupan setiap Muslim.
Boleh tau referensinya dr mana ya kak?
BalasHapusBoleh tau referensinya dr mana ya kak?
BalasHapus