Pages

Rabu, 30 Desember 2015

TOKOH WAYANG PANDAWA DALAM ISLAM


PANDAWA 5
Wayang adalah kebudayaan asal jawa yang diminati oleh masyarakat. Dan pada zaman walisongo (Sunan Kalijaga), wayang juga digunakan sebagai media untuk dakwah yaitu dengan cara memasukan ajaran-ajaran maupun nilai-nilai Islam seperti aqidah, akhlak, dan ritual-ritual peribadatan dalam Islam ke dalam cerita. Dan dalam artikel ini kami akan menjelaskan beberapa tokoh wayang yang melambangkan 5 rukun islam dan merupakan tokoh pandawa yaitu :

1.      Yudistira (Darmakusuma), melambangkan kalimat syahadat
Yudhistira
Kalimah-Syahadah diibaratkan dalam tokoh Puntadewa atau Samiaji sebagai saudara tua dari Pandawa, karena kalimah Syahadah memang rukun Islam yang pertama. Dalam cerita wayang, sifat-sifat  Puntadewa sebagai raja (syahadat bagaikan rajanya rukun Islam) yang memiliki sikap berbudi luhur dan penuh kewibawaan. Seorang raja yang arif bijaksana, adil dalam ucapan dan perbuatan, sebagai pengejawantahan dari kalimah Syahadat yang selamanya mengilhami kearifan dan keadilan. Puntadewa memimpin empat saudaranya dengan penuh suka duka dan kasih sayang. Demikian pula kalimah Syahadat sebagai “rajanya” rukun Islam yang lainnya, karena biarpun seseorang menjalankan rukun Islam yang kedua, ketiga, keempat, dan kelima, namun apabila tak menjalankan rukun Islam yang pertama maka semua amalannya akan sia-sia, karena syarat seorang islam adalah membaca kalimat syahadat.

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
Artinya : “Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka tidak akan diterima (agama itu), dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi. (QS. Ali Imran: 85)”.
يَمُنُّونَ عَلَيْكَ أَنْ أَسْلَمُوا قُلْ لَا تَمُنُّوا عَلَيَّ إِسْلَامَكُمْ بَلِ اللَّهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ
Artinya : ”Mereka merasa telah berjasa kepadamu (Muhammad) dengan keislaman mereka. Katakanlah: “Janganlah kamu merasa telah berjasa kepadaku dengan keislamanmu. Sebaliknya, Allahlah yang melimpahkan nikmat kepadamu dengan memberi petunjuk untuk kamu kepada keimanan.” (QS. Al-Hujurat: 17).
2.      Bima ( Werkudoro ), melambangkan sholat 5 waktu
Hasil gambar untuk wayang werkudara
Werkudara
Bima dikenal juga dengan nama Werkudoro. Bima atau Werkudoro bertubuh tinggi besar seperti raksasa, Selalu mengenakan gelang supit urang dengan wajah Nampak garang akan tetapi  selalu menunduk seperti orang yang sedang melaksanakan Sholat. Bila sedang melakukan sesuatu tidak bisa diganggu sampai apa yang sedang dilakukannya itu selesai. Hal ini menggambarkan jika sedang melakukan ibadah sholat tidak bisa diganggu gugat.  Bima adalah kesatriya pandawa yang paling berani dan gagah perkasa dengan aji kesaktiannya yang terdapat di lengannya yaitu, Aji Pancanaka yang berarti Lima kekuatan yang selalu dipegangnya dengan kuat. Ini merupakan symbol atau lambang bahwa apabila Sholat lima waktu dilaksanakan dengan baik penuh keyakinan dan ketekunan yang mendalam akan memiliki kekuatan yang besar yang mampu mengalahkan segala tantangan baik secara badaniah maupun rohaniah. Shalat lima waktu dipersonifikasikan dalam tokoh Bima. Dalam kisah pewayangan tokoh tersebut dikenal juga sebagai Penegak Pandawa. Ia hanya dapat berdiri saja, karena memang tidak dapat duduk. Tidur dan merempun konon berdiri pula. Demikian pula shalat lima waktu selamanya harus ditegakkan. Baginya terpikul tugas penegak agama Islam dan jangan lupa sholat adalah tiang agama. Nabi Muhammad Ṣala Allāh Alayhi wa al Salām pernah bersabda: “Shalat lima waktu adalah penegak(tiang) agama Islam. Siapa-siapa yang menjalankannya berarti menegakan Islam”.
رَأْسُ الأَمْرِ الإِسْلَامُ، وَعَمُودُهُ الصَّلَاةُ، وَذِرْوَةُ سَنَامِهِ الجِهَادُ

Artinya : Puncak urusan adalah Islam, tiangnya adalah Sholat dan puncak ketinggiannya adalah jihad (HR. Tirmidzi, dan selainnya, dikatakan hasan shahih oleh Imam Tirmidzi).

3.      Arjuna (Janaka), melambangkan zakat
Arjuna
                   Zakat dipersonifiksikan dengan tokoh ketiga dalam Pandawa yakni Arjuna. Nama Arjuna diambil dari kata “jun” yang berarti jambangan. Benda ini merupakan simbol jiwa yang jernih. Kejernihan Arjuna memancar pada jiwa dan tubuhnya. Arjuna juga merupakan seorang pecinta seni keindahan. Perasaannya amat halus dan hangat. Karena kehalusannya, Arjuna jadi sulit mengatakan “tidak”. Karena kehalusan budi pekertinya tersebut Arjuna seolah-olah mempunyai kesan lemah. Padahal semua itu dilakukan agar tidak menyakiti hati orang lain. Selain itu dalam perang yang dijalaninya Arjuna tidak terkalahkan. Maka demikianlah, zakat sebagai rukun Islam yang ketiga, karena setiap muslim berkewajiban berzakat, mengandung inti kebijaksanaan agar setiap orang Islam untuk berjuang memperoleh rizki dan kekayaan. Dalam cerita kepahlawanan Pandawa, Bima dan Arjuna paling menonjol peranannya, satu terhadap lainnya sangat memerlukan hingga menjadi dwi-tunggal yang tidak terpisahkan. Demikian pula sholat lima waktu dan zakat merupakan dua rukun Islam yang tidak terpisahkan, selamanya berjalan seiring-sejalan (beriringan). 
فَإِنْ تَابُوا وَأَقَامُوا الصَّلَاةَ وَآتَوُا الزَّكَاةَ فَإِخْوَانُكُمْ فِي الدِّينِ وَنُفَصِّلُ الْآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ

Artinya : Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui.  (At Taubah 11)
Dalam hal ini menjelaskan bahwa sholat dan zakat selalu berhubungan karena hidup itu harus seimbang antara hubungan kepada Alloh (sholat) dam hubungan kepada manusia(zakat).
Sebagian ulama juga menyatakan, bergandengannya kewajiban zakat dan perintah sholat dalam al-Quran menyiratkan bahwa semestinya Allah tidak akan menerima salah satu, dari sholat atau zakat, tanpa kehadiran yang lain.
4 dan 5. Nakula dan Sadewa, melambangkan puasa, dan pergi haji
Nakula dan Sadewa
Nakula dan Sadewa adalah kesatriya Pandawa yang sangat rajin dan giat bekerja. Selain itu penampilannya perlente, rapih dan berpakaian bagus dan bersifat dermawan. Ini menggambarkan seperti orang yang mengeluarkan Zakat, puasa ramadhan dan pergi Haji.  Mereka orang-orang yang berzakat dan berhaji adalah orang-orang yang mampu dan kaya baik hartanya maupun jiwa batiniahnya.
Puasa Ramadhan dan Haji, dipersonifikasikan dalam tokoh kembar Nakula-Sadewa, karena Kedua tokoh ini tampil pada saat-saat tertentu saja. Demikian pula dengan puasa Ramadhan dan Haji tidak setiap hari dikerjakan. Bulan Ramadhan untuk puasa dan bulan Zulhijah, sekali dalam setahun untuk melakukan ibadah Haji. Pandawa bukanlah Pandawa tanpa si kembar Nakula dan Sadewa. Memanglah demikian, Puasa Ramadhan dan Haji lahir pada bulan tertentu, tidak demikian halnya dengan 3 rukun Islam sebelumnya, yang dilakukan setiap saat tiap hari.
فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ
Artinya : ‘Barangsiapa di antara kamu hadir di bulan (Ramadhan) itu, wajib baginya puasa‘       (QS. Al Baqarah: 185)”[7].
            Dan bulan dzulhijjah yang memiliki arti dzul(pemilik), dan hijjah (haji), dimana pada bulan ini dilakukan ibadah haji bagi seluruh muslim. Dan orang arab menamai bulan dzulhijjah karena mereka, sejak zaman jahiliyah, melakukan ibadah haji di bulan ini.
Semoga dengan artikel ini kita bisa mengambil hikmah dari tokoh wayang dalam islam diatas yang merupakan tokoh yang baik dan melambangkan rukun islam, dan kita harus bangga dan senantiasa bersyukur dengan segala nikmat yang Alloh berikan kepada kita semua khususnya nikmat islam, dan budaya Indonesia yang sangatlah banyak, dan semoga kita selalu istiqomah dalam menjalan
kannya, pondasi wajib bagi orang-orang beriman dan merupakan dasar dari kehidupan setiap Muslim.


2 komentar:

 

Blogroll

About

Blog Rohani Islam SMA N 5 Purwokerto